"Ya," jawab gadis itu.
"Lalu, apa kamu sudah pernah bertanya pada Allah, apa skenario hidup selanjutnya untukmu?"
"Meng-enol-kan, begitu? bertanya siapa jodoh piihan Alah untukku? Sudah"
"Lalu apa jawaban Allah?"
"Allah bilang jodohku Mas X,"
"Darimana kamu tahu?"
"Setiap pagi setelah malamnya aku sholat, aku selalu terbangun dengan kerinduan yang amat sangat untuk kembali pada Mas X, itu berangsung sekitar 1 bulan. Sampai akhirnya aku tidak berani sholat malam lagi untuk bertanya pada Allah. Hatiku tidak bisa mbak, aku tetap mau sama mas N.....aku merasa hampa kalau harus kembali pada mas X, aku cinta mas N. Aku tidak mau hidup tanpa cinta, aku takut tidak bahagia,........."
"Setiap pagi setelah malamnya aku sholat, aku selalu terbangun dengan kerinduan yang amat sangat untuk kembali pada Mas X, itu berangsung sekitar 1 bulan. Sampai akhirnya aku tidak berani sholat malam lagi untuk bertanya pada Allah. Hatiku tidak bisa mbak, aku tetap mau sama mas N.....aku merasa hampa kalau harus kembali pada mas X, aku cinta mas N. Aku tidak mau hidup tanpa cinta, aku takut tidak bahagia,........."
Masya Allah, aku tertegun kehilangan kata-kata. Seorang gadis di persimpangan jalan..........
Bagaimana mungkin cinta sampai membuatnya ingin melawan sesuatu yang dia yakini sebagai kehendak Allah?
"Kamu yakin akan bahagia dengan mas N? bahkan ketika tahu dia bukan pilihan Allah?", tanyaku pada akhirnya. Pembicaraan yang berat......aku berusaha keras mencari cara untuk menyentuh logika dan emosinya.
"Aku merasa "hidup" dengan mas N. Meihat tempat kos nya di lingkungan kumuh, hidupnya yang sederhana......aku merasa tertantang untuk berjuang bersama dia.....Tapi Mas X, segalanya udah mapan. Meski dia segalanya lebih, harta, agamanya lebih bagus, tapi aku merasa hampa....."
"Itu emosi........ Meski kau pikir itu alasan ideologis, itu emosi orang yang sedang jatuh cinta....
"Benarkah mbak?" tanyanya datar
"Dik, aku tidak ingin seperti orang-orang yang menyuruhmu memilih mas X, aku cuma ingin kamu bertanya pada Allah. Dia pemilik hidupmu, Dia yang tahu skenario terbaik untukmu. Jangan coba melawan Dia, karena kebahagiaan itu Dia yang memiliki. Mungkin kamu salah membaca isyaratnya. Coba ulangi lagi, ambil jarak dari keduanya, lalu bertanya pada Allah.....Mungkin bukan mereka berdua, mungkin Allah punya pangeran yang lebih baik untukmu....."
Dia diam mengangguk-angguk, "aku memang perlu banyak diingatkan...."
mudah-mudahan itu tanda dia mengerti........